Sebuah video mesum siswi SMP bersama beberapa pria membuat heboh warga Tasikmalaya.
Parahnya, dalam video itu si gadis SMP menawarkan jasa 'open BO' dengan tarif Rp 200 ribu.
Mirisnya, dari pengakuan siswi SMP tersebut, ia kecanduan pornografi dan sudah berkali-kali berhubungan intim dengan beberapa pria.
Video mesum itu menyebar, Jumat (28/5/2021) di kalangan warga Kabupaten Tasikmalaya, lalu ke Kota Tasikmalaya dan kini beredar di media sosial.
"Sini BO 200," ucapnya dengan mimik menggoda.
Selain dirinya, ada juga seorang pria yang terekam video sedang bersama siswi SMP itu.
Perempuan muda itu sembari memegang dadanya tampak seperti menjajakan diri alias bisa dibooking.
Video close up sebatas dada berdurasi sekitar enam detik itu beredar di aplikasi chating WA dan diduga sudah beredar di wilayah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya.
Sosok perempuan telanjang tampak masih muda dan cantik. Tangan kanannya memakai jam.
Pencahayaan saat pengambilan video tampaknya kurang, sehingga gambarnya tampak remang-remang.
Gambar juga diduga diambil di sebuah kamar, karena di latar belakang terlihat ada sprei dan tempat tidur.
Polisi lantas melakukan penyelidikan mengenai video tersebut dan berhasil mengamankan si perempuan muda tersebut.
Jajaran Satreskrim Polres Tasikmalaya mengamankan perempuan di bawah umur berusia 15 tahun yang diduga perempuan yang tampil di video.
Kasatreskrim Polres Tasikmalaya, AKP Hario Prasetyo Seno, mengungkapkan, beredarnya video telanjang remaja ini terungkap setelah ada laporan dari masyarakat.
"Kami langsung bergerak cepat mencari identitas remaja tersebut. Infor awal beredar di Kecamatan Tanjungjaya," kata Hario di Mapolres.
Dari info itu kemudian dilakukan pendalaman penyelidikan dan akhirnya mengarah kepada remaja berusia 15 tahun.
"Saat ini yang bersangkutan sudah diamankan di Unit PPA Satreskrim untuk penyelidikan lebih lanjut," ujar Hario.
"Masih didalami, apakah video itu dalam rangka menjajakan diri dalam praktik prostitusi atau apa. Masih didalami," tambah Kasatreskrim.
Selain siswi SMP tersebut, polisi juga mengamankan Lelaki berinisial PM berusia 17 tahun yang ada dalam video.
"Dalam video pendek itu PM sempat terlihat dengan muka terlihat jelas. Sudah kami amankan bersama terduga pelaku video tak senonoh itu," kata Hario.
Jajaran Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim masih memeriksa PM terkait peranannya dalam video tersebut.
"Lelaki muda ini akan menjadi saksi penting dalam pengungkapan kasus video tak senonoh ini," ujar Hario.
Kecanduan S3ks
Ada fakta miris sekaligus mengejutkan dalam video tersebut
Siswi SMP asal Tasikmalaya itu mengaku ketagihan seks.
Hal itu diungkap Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto.
Kepada Ato, gadis ini mengaku sering berhubungan badan.
Dalam sepekan, Jelas Ato, siswi SMP itu bisa berhubungan badan dengan lima lelaki berbeda.
Ato menduga hal ini karena kurangnya pengawasan orang tua dalam penggunaan gawai.
Akses intertet yang tak terbatas membuat remaja bisa mudah mengakses video porno melalui ponselnya.
"Ini sangat miris sekali dan video ini menjadi preseden buruk yang terjadi dalam pergaulan di kalangan usia anak-anak selama ini.
Sesuai keterangan pelaku perempuan, akibat sering menonton film porno mengaku ketagihan s3ks.
Sampai mengaku berhubungan suka sama suka dan sepekan bisa berhubungan badan dengan 5 pria berbeda-beda.
Jadi bukan hanya pria dalam video yang viral itu," ujar Ato kepada Kompas.com di kantornya, Sabtu (29/5/2021).
Dengan kejadian ini, Ato berharap semua orangtua lebih mengawasi pemakaian gadget anak supaya hal serupa tak terulang kembali.
Hal ini, tentunya peran orangtua sangat vital dan diharapkan selalu memantau pergaulan anak dan tak terlalu diberikan kebebasan yang berlebihan.
"Ini tentunya peran orangtua sangat penting. Ini menjadi hal yang sangat penting menjadi perhatian kita semua supaya tak terjadi lagi hal serupa di kalangan anak-anak.Paling utamanya adalah perempuan," ujar Ato.
KPAID pun tentunya sangat berkonsentrasi dalam kasus ini karena berdampak luas terutama faktor pendidikan anak dan norma-norma selama ini.
Sehingga, hak-hak anak pun bisa ditegakkan tapi di sisi lain akan memberikan edukasi ke anak-anak lainnya supaya tak tergoda dengan hal yang sama.
"Ini sangat penting sekali pendidikan anak, pendidikan agama dan penerapan norma-norma selama ini.
Kita pun selama ini mengamankan para pelaku di rumah aman KPAID untuk permasalahan psikis yang dialaminya akibat kejadian yang menimpanya," jelasnya.
(TribunJabar/Kompas.com/TribunBanten.com/firman suryaman/Yudhi Maulana)
0 Comments